Ketidakpastian Penempatan
Lulusan
~D1 STAN BC~
“Hanya
ada dua hal yang pasti di dunia ini, yakni pajak dan kematian”. Begitulah kata
bapak besar kita, Benjamin Franklin. Ya, hal itu memang benar, tapi sebenarnya
yang lebih benar dari itu adalah bahwa satu-satunya kepastian di dunia ini
adalah ketidakpastian. Lhoh, bagaimana bisa? kalau statement saya salah,
mengapa di statistika ada bab probabilitas alias kemungkinan? Berarti
ketidakpastian itu termasuk kemungkinan juga bukan?
ah sudah, daripada bingung lebih baik kita membahas hal-hal yang pasti pasti
saja, yaitu ketidakpastian. Hehe
Salah
satu ketidakpastian di STAN ini adalah masalah penempatan setelah kelulusan.
Lantas, bagaimana alurnya sehingga didapat pendapat yang subyektif seperti itu?
Baiklah, jadi begini:
Sebagai
calon aparat bea dan cukai yang baik, kita tentunya tahu bahwa instansi kita
memiliki banyak sekali kantor2 bea cukai yang tersebar di penjuru negeri ini.
DJBC memiliki 12 kanwil, 125 kantor inspeksi, 62 kantor bantu, serta 349 pos
bea cukai di seluruh indonesia.
Dari
sinilah akhirnya muncul pertanyaan, kira2 saya ditempatkan dimana ya mak?
Menurut
informasi yang saya dapatkan dari kakak tingkat, dulunya kronologi penentuan penempatan
itu seperti ini. Wewenang penempatan dari tahun ke tahun dulunya memang
dilakukan oleh BPPK, namun sejak tahun 2010 dengan dikeluarkannya PMK No. 94
tahun 2010 tentang cara penyaringan dan penerimaan CPNS gol II dari lulusan
prodip I dan III STAN diatur oleh Biro SDM sekjen kemenkeu.
Nah
lhoh, mungkin dulu dari pihak BPPK masih mempertimbangkan IP dan juga
mempertimbangkan aspek lainnya agar kita
bisa memilih penempatan yang pascok (pasti cocok) dengan keinginan kita.
Memang, hidup ini adalah pilihan, senang atau sedih adalah suatu pilihan, punya
pacar jelek atau rupawan juga merupakan pilihan, tapi apa boleh bikin jika
sekjen tidak memberikan kita pilihan? Hehe…
Mungkin
kita semua (termasuk saya) masih deg-deg nyos mengenai penempatan setelah
kelulusan. Kata orang, tidak masalah apabila kita ditempatkan di BPKP, karena
kantornya berada di ibukota provinsi, bagaimana kalo di KPP, yang notabene
tersebar ke seluruh negeri antah berantah ini.
Tahu
pulau apu-apu, atau pare-pare?? Hmmm…LHOH, jangan salaaah ! Indonesia ini luas,
dari sabang sampe merauke, bukan hanya melulu jawa dan bali saja. Banyak
pulau-pulau kecil di nusantara, yang bahkan di dalam peta tidak terlihat
seperti apa gambar dan rupanya.
Jadi,
kita semua tidak pernah tahu. Terlebih, apa daya kita? penempatan itu seperti
misteri, layaknya takdir. Semua telah digariskan dari awal, kita hanya bisa
terima jadi.
Ingat
! pada waktu verifikasi, kita sudah diminta untuk menandatangani berkas yang
berisi kontrak kerja untuk SIAP ditempatkan di berbagai belahan bumi Indonesia.
Lalu,
kita harus bagaimana kalau ditempatkan disana? Kita ini kan orang hebat? Masak
iya orang hebat mau ditempatkan di pelosok negeri? Trus bagaimana caranya kita
bisa mengembangkan bakat kita? nah, justru itu, spiderman pernah berkata jika
“Great power comes with a great responsibility”, itu artinya semakin kita
dirasa hebat oleh yang mengecat cabe (bukan cabe-cabean lho ya), maka semakin
besar tanggungjawab serta amanah yang akan kita emban, ya salah satunya jika
suatu hari ditempatkan di pelosok negeri. Sadar atau tidak, itu semua ujian,
yang akan membawa kita ke level atau maqam yang lebih tinggi. Selanjutnya, jika
kita kaji lebih dalam, kembali ke sugesti, bahwa semua ini hanyalah persepsi
yang di dalamnya mengandung pemaknaan bahwa di setiap kesulitan pastilah disitu
ada kemudahan.
Pada
akhirnya, yang bisa kita upayakan adalah do’a. do’a wujudnya memang gaib, namun
sebenarnya nampak. Disini, saya ingin mengutip salah satu statement dari ustad
yusuf mansur, beliau mengatakan bahwa do’a itu dimiliki yang kaya maupun yang
miskin. Mungkin selepas ini, bisa dicari hadist atau penguatan hukumnya lewat
googling.
Selain
do’a, kita juga harus banyak2 bersyukur. Banyak orang yang stres karena tidak
diterima di kemenkeu. Contohnya? Banyak ! sebut saja satu peristiwa di BDK III
Jogjakarta ini. Bahkan, saya terlibat di peristiwa itu sendiri. Masih ingat
mahasiswa gadungan yang berasal dari flores? (maaf saya lupa namanya) Jadi
intinya, waktu itu mahasiswa tersebut gagal dinyatakan lulus USM STAN, namun
karena dia belum bisa menerima
kenyataan, akhirnya dia mengikuti dinamika STAN tanpa mendapat rekomendasi dari
kepala kantor. Singkat cerita..dia lama2 malu karena diinterogasi banyak orang,
dan akhirnya dia pun mengundurkan diri seiring dengan penegasan dari pihak BDK
sendiri.
Kita
harus ingat, dunia yang akan kita hadapi kelak adalah dunia kerja. Di dalam
dunia kerja, ada ikatan tanggungjawab kita kepada rakyat. Jangan merasa besar,
kita ini hanyalah seorang pelayan, pelayan masyarakat. Dan rakyat itu sensitif.
Mereka bisa melihat dan menilai kita. oleh karena itu, kita juga harus
menghargai mereka, karena kita adalah bagian dari mereka. Salah satunya dengan
mengabdi, memberikan pelayanan demi kesempurnaan.
Posisi,
lokasi, maupun penempatan tidak boleh dijadikan alasan untuk berkata “saya gak
bisa tuh mengabdi untuk negeri ini, apalagi memperbaikinya”. Kadang memang
terasa susah, angel kalau dalam bahasa jawanya. Namun, THIS IS OUR COUNTRY. Ini
negara kita. negara ini negara yang indah, cintailah dan tunjukkan rasa cinta
kita kepada negara tanpa rasa takut. Kalau takut, PULANG SANA ! PULANG KE
KANDANG ! PULANG KE PANGKUAN IBU DAN BAPAK ! karena jiwa bea cukai, bukanlah
jiwa-jiwa penakut.
|
mbak Dilla Oxella nyanyi BEA CUKAI SEJATI |