cara terbaik untuk mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya

salju

Wise Words for Today

"putus asa banget. 20x posting gagal terus :'(. blog pindah ke wordpress"

October 16, 2014

THE MAN BEHIND THE GUN

The Man Behind the Gun


“Niat baik yang tak diiringi dengan pengetahuan yang benar, akan menjadi kesalahan tanpa sadar”




   Tiba-tiba wise word dari Steve Jobs tergiang, kalau tidak salah “tanyakan satu hal penting dalam hidupmu setiap harinya”. Ya, cukup satu saja, tapi, setiap hari. Hmmh..pagi ini alhamdulillah mendapat kultwit yang cukup apik dari internet.  Setelah disandingkan dengan berita yang saya lihat di sebuah stasiun televisi dan status yang dibuat oleh teman saya di unnes dulu, akhirnya tangan saya tergugah untuk mengkorelasikan beberapa clue yang mungkin dapat menjadi ‘jawaban’ atas pertanyaan ‘mengapa ya, sudah berbuat baik kok malah dapat respon yang kurang baik?’
   Sebuah tayangan berita yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV menarik perhatian saya. Fragmen berita tersebut diberi judul “Mereka Tidak Menyerah”. Di dalamnya terdapat video pengakuan dari Ali Imron, seorang komplotan pelaku pengeboman yang sempat terjadi di Hotel JW Marriot dan di daerah Kuningan, Jakarta tahun 2003 dan 2009 lalu.  
sumber gambar: katakamidotcomindonesianews.wordpress.com

   Video berdurasi sekitar 3 menit tersebut menceritakan sebuah pengakuan tindakan pengeboman oleh Ali Imron yang dihimpun bersama saudara se-mujahidin nya yakni Mukhlas dan Hambali, dua nama yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Setelah menyaksikan keseluruhan dalam video tersebut, berikut ini akan saya paparkan beberapa resume pengakuannya berdasarkan dari pertanyaan yang diajukan dalam video.
  1. Darimana Anda dapatkan ilmu merakit bom?
  2. Darimana Anda mendapatkan dana untuk merakit bom?
  3. Sejak kapan mendapatkan pelajaran bahwa ‘membunuh orang dengan mengebom itu termasuk jihad?’
  4. Apa yang diajarkan dalam perkumpulan mujahidin yang kamu ikuti?
  5. Siapa yang mengajarkan?
  6. Apa mereka mengajarkan untuk melakukan pengeboman pada tempat ibadah dan ruang publik?
  7. Apakah Anda merasa menyesal?
  8. Apa yang Anda ingin katakan kepada keluarga korban?
   Jadi, semua ini berawal dari keikutsertaan Ali Imron dalam mengikuti suatu perkumpulan mujahidin. Disana Ia diajarkan oleh seniornya mengenai ilmu di bidang militer. Salah satu ilmu militer yang dipelajari adalah ilmu tentang fill engineering. Sebuah ilmu mengenai perakitan, pembuatan sebuah mesin, termasuk merakit bom dan bahan peledak lainnya. Dana untuk merakit sendiri berasal dari para anggota yang tergabung dalam perkumpulan tersebut. Salah satu ilmu yang diajarkan dalam perkumpulan itu sendiri merupakan sesuatu yang wajar dalam konteks Islam, yakni berjihad di jalan Allah dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk menegakkan syari’at-syariat Islam. Ilmu merakit bom yang diajarkan juga bukanlah untuk niat mencederai bahkan melakukan kejahatan genosida kepada orang-orang di tempat ibadah maupun di ruang publik. Hal yang kurang tepat disini dimulai sejak dirinya ditanami doktrin-doktrin waktu duduk di kelas VI SD. Disana Ia diajarkan untuk mengenyahkan siapa saja yang dirasa menentang hukum-hukum Islam demi urusan jihad. Semua doktrin tersebut jelas sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Setelah ditelusuri, Ia menuturkan bahwa doktrin tersebut muncul dari improvisasi arti jihad di mata senior-senior mereka. Terang bahwa penafsiran pribadi menjadi dalil munculnya aksi pengeboman tersebut. Karena Ali Imron pada saat itu masih menjadi junior dalam perkumpulan tersebut, maka budaya ABS (Asal Bapak Senang) secara perlahan mulai diterapkannya. Ia ikut saja dalam aksi pengeboman yang terjadi, bahkan Ia sendiri menjadi pelakunya dan ikut mendengar suara bom yang Ia ledakkan sendiri.
     Denyut-denyut pembelaan agaknya menyertai pengakuannya di akhir video. Ia mengatakan bahwa sekalipun Ia seorang teroris, namun Ia masih memiliki hati nurani. Jika oranglain merasa senang dan tersenyum atas keberhasilan aksinya, justru Ia mengaku tak bisa tersenyum sedikitpun pada malam setelah pengeboman berlalu. Ia mengaku menyesal dan apabila diperbolehkan ingin mengucapkan beribu-ribu maaf yang sebesar-besarnya pada korban dan keluarga korban sampai dengan akhir hayat hidupnya. Namun, kata maaf tinggallah maaf. Apakah kata maaf dapat menghidupkan kembali orang yang telah meninggal?
  Belajar dari pengakuan Ali Imron diatas, terlepas dari kebenaran dan kebohongan yang diungkapkannya, dari sini kita dapat mengambil beberapa pelajaran. Yang pertama, sekali lagi pemahaman yang dangkal mengenai suatu ideologi dapat mengakibatkan kesalahpahaman arti maupun tindakan. Memang benar kata tembang jawa bahwa “ngelmu iku kalakone kanthi laku”, menuntut ilmu itu baru afdhol apabila sudah diamalkan. Namun agaknya kita perlu berhati-hati dalam mengartikannya. Jangan sampai pengembangan dan penafsiran pemahaman menjadi tindakan salah kaprah yang tidak berlandaskan apapun. Kedua, doktrin dari orang-orang terdekat memberikan pengaruh  besar terhadap pengembangan kepribadian seseorang. Itulah mengapa bahwa membaur bukan berarti bercampur sehingga secara tidak langsung muncul pedoman agar memilah teman tidak disamakan dengan memilih-milih teman, dimana dalam Islam kita diajarkan untuk “ngumpuli wong-wong kang sholeh”, artinya berkumpullah dengan orang-orang yang dapat mengajak untuk berbuat kebaikan. Dan yang ketiga, dalam memandang suatu masalah sebaiknya tidak memandang hanya dalam segi syari’at saja, karena dalam Islam sendiri dikenal empat tataran keimanan. Selain syari’at juga ada tarikat, hakikat dan makrifat. Keempatnya saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
   Oleh sebab itu orang yang memiliki niat baik seperti “The Man Behind the Gun”. Apabila tanpa disertai dengan pengetahuan yang benar, maka pistol yang dipegangnya dapat digunakan untuk membunuh kawan maupun dirinya sendiri. Niat yang baikpun belum tentu menghasilkan respon yang baik, terlebih jika dilakukan dengan cara dan tindakan yang tidak benar. Sederhananya, iman (atau bisa diartikan niat) membuat segalanya terarah, dan ilmu membuat semuanya menjadi mudah. Niat dan pengetahuan sama-sama penting.

No comments:

Post a Comment

Write your comments here :)

Translate